Senin, 12 Oktober 2009

Dampak Menonton Tayangan Porno

Wawancara 1 (sedang menonton dvd porno)

Hendri (nama disamarkan) adalah seorang mahasiswa universitas X yang tinggal di kost. Ia pernah menonton blue film. Awal mula ia menonton blue film diajak oleh temannya dan ditawarkan dengan tukar-menukar melalui flashdisk. Kemudian ia iseng-iseng mencari di internet,bahkan sekarang blue film dapat dibeli secara bebas di jalan. Bila diwaktu senggang atau merasa bosan, ia akan menonton blue film dan hingga saat ini ia masih terus menonton. Ia beranggapan bahwa menonton film bagus untuk anak seumuran kita,karena dizaman sekarang ini banyak orang telah melakukan sex bebas untuk memuaskan hasratnya. Berbeda dengan Hendri, ia memuaskan hasratnya dengan cara menonton blue film, jadi bila ia bersama pasangannya ia dapat mengontrol dan menahan hasratnya,karena ia telah memuaskan hasratnya dengan menonton film,sehingga sex bebas pun dapat dihindarkan. Ia juga mengatakan jarang menonton dengan teman-temannya,karena bila menonton bersama,ia merasa rasanya ‘kurang’. Maka dari itu ia lebih senang menonton sendirian.

Wawancara 2 (sedang browsing pornografi melalui internet)

Han (nama disamarkan), seorang anak kost-an yang masih berstatus mahasiswa. Ia akan mencari blue film melalui internet bila ada temannya yang memberitahu adanya blue film yang baru. Awalnya dia menonton film tersebut untuk iseng-iseng, untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi bila sudah menonton film tersebut, ia dapat menonton berjam-jam bahkan hingga lupa waktu atau sampai ia merasa bosan. Han mendapatkan blue film bukan saja dari internet, ia sering bertukar-tukaran dengan teman kampusnya. Ia pun lebih senang menonton bersama dengan temannya karena ia merasa lebih seru dan dapat tertawa. Terkadang perasaan takut menonton pun ada tetapi ia tidak dapat menahan hasrat prianya. Maka untuk memuskan hasratnya, ia menonton film tersebut daripada melakukan sex bebas.

ANALISIS:

Dari hasil wawancara saya terhadap 2 mahasiswa kost-an dapat dikatakan bahwa mahasiswa akan menonton blue film bila sedang senggang atau ingin menonton. Mereka yang sudah pernah menonton blue film akan terus menonton film tersebut karena aktivitas tersebut telah menjadi kebiasaan mereka. ‘Pornografi merupakan sebuah alat untuk melangkah melampau realitas, dan memasuki dunia fantasi yang bisa dibangun oleh imajinasi diri sendiri, begitu sudah hadir dan digunakan maka akan sulit untuk hidup tanpanya’. (Elly Risman, Psikolog).

Mereka yang telah menonton akan mengingat mengenai film tersebut. Film yang mereka tonton akan melekat kuat di pikiran mereka. Blue film merupakan media audio visual yang menitikberatkan pada penglihatan dan pendengaran. Setidaknya 50 persen dari apa yang telah ditonton dan didengar itu akan semakin kuat, apalagi kalau dilakukan dalam jangka waktu yang lama. When I see I remember, ketika aku melihat maka aku teringat. (Teori behaviorisme, Menurut Bobbi DePorte dalam buku Quantum Teaching).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar